Farmasi
Orang pada umumnya
mengenal farmasi sebagai hal yang berkaitan dengan obat-obatan dan sebagai
salah satu tenaga kesehatan. Namun ternyata tidak sesimple itu, farmasi
merupakan kombinasi antara ilmu kesehatan dan ilmu kimia, dimana bidang ini
mempunyai tanggung jawab memastikan efektifitas dan penggunaan obat dengan kata
lain, farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan -
kegiatan di bidang penemuan pengembangan, produksi, penggolahan, peracikan dan
distribusi obat.
Pada
masa hipocrates tidak dikenal seorang farmasi, pada jaman itu seorang dokter
selain memeriksa pasiennya sekaligus juga sebagai apoteker. Namun, ilmu
kesehatan dalam pembuatan obat dan formulanya semakin rumit maka dibutuhkan
seorang ahli khusus. Maka pada jaman Raja Jerman Frederick II, dia
memerintahkan untuk memisah farmasi dan apoteker secara resmi yang disebut
dengan “two slice”. Dari sejarah ini kita dapat tahu bahwa ilmu farmasi dan
kedokteran memiliki sumber sama.
Di
Indonesia profesi farmasi masih sangat muda. Pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia,
farmasi tidak dikenal banyak masyarakat luas dan perkembangannya sangat lambat.
Sampai pada proklamasi kemerdekaan Indonesia, tenaga kefarmasian pun hanya
asisten apoteker dan itu dalam jumlah yang relative sedikit. Setelah perang
kemerdekaan barulah kefarmasian di indonesai mulai berkembang. Hal ini terlihat
dari berdirinya sekolah asisten apoteker pertama di Jakarta pada tahun 150. Jumlah
apoteker pun semakin banyak.
Perkembangan
farmasi di indoensia boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di
Bandung pada tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di
mana pemerintah mengimpor produk farmasi jadi ke Indoneisa.
Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia Farma,
Indofarma, Biofarma, dan lainnya. Di dunia pendidikan sendiri, sekolah tinggi
atau fakultas farmasi juga dibuka di berbagai kota.
0 komentar:
Posting Komentar